Selasa, 02 Oktober 2007

Rokok Kretek Dapat Sebabkan Karies Spesifik

Kamis, 30 Januari 2003

Jakarta, Kompas - Cengkeh sebagai bahan campuran dalam rokok kretek ternyata mengandung zat aktif euganol berkadar tinggi. Asap rokok kretek yang mengandung zat aktif tersebut akan masuk melalui lubang mikro ke bagian organik email sehingga mencapai perbatasan email (lapisan paling luar gigi) dengan dentin (lapisan di bawah email). Dampaknya, perokok bisa menderita gangguan gigi berupa karies atau gigi berlubang.

Demikian dikemukakan Farida Soetiarto ketika mempertahankan desertasi berjudul Analisis Karies Spesifik yang Berhubungan dengan Rokok Kretek di depan Senat Akademik Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Salemba Jakarta, Rabu (29/1). Farida akhirnya mendapat gelar doktor bidang epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dengan predikat cum laude.

Berdasarkan pemeriksaan menggunakan alat Electron Dispersion X-Ray Miicroanalysis, Farida menemukan, gigi yang mengandung euganol akibat rokok kretek akan menurun kandungan oksigennya sedang kadar kalsium gigi meningkat. Akibatnya, lapisan email pada gigi perokok kretek mengalami pelubangan lunak sehingga gigi menjadi rapuh.

"Sebab, oksigen sangat berperan mengikat kristal hidroksi apatit agar tetap stabil, sehingga tetap mempertahankan kekerasan email," papar Farida.

Karies yang terbentuk bergantung pada frekuensi merokok dan jumlah rokok yang diisap setiap hari. Semakin lama seseorang mengisap rokok kretek, semakin besar peluang menderita karies spesifik. Mereka yang merokok lebih dari 18 batang per hari, lebih besar risikonya terkena karies spesifik.

"Jadi, bukan hanya karena sudah lama mengonsumsi rokok kretek saja yang berpeluang terkena karies spesifik. Mereka yang belum terlalu lama merokok tetapi menghabiskan jumlah rokok lebih banyak per harinya juga berpeluang besar menderita karies tersebut," kata Farida.

Menurut dia, kandungan euganol dalam asap rokok akan mengendap pada gigi bagian depan-yang selama ini dianggap paling mudah dibersihkan. Justru karena asap rokok selalu melewati bagian tersebut maka memungkinkan terjadinya penumpukan euganol pada gigi. Akibatnya, karies gigi spesifik akan lebih sering terlihat pada gigi bagian depan.

Tingkat kejadian karies spesifik karena euganol dalam asap rokok kretek di Indonesia mencapai 57,7 persen. Menurut Farida, angka tersebut masih mungkin mengalami peningkatan karena konsumen rokok kretek di Indonesia juga cenderung meningkat.

Farida mengusulkan, pemerintah sebaiknya segera membuat peraturan mengenai batas maksimal kandungan zat aktif euganol pada rokok sebesar 1,5 miligram per batang. Berdasarkan penelitian Farida, beberapa merek rokok kretek yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat aktif euganol hingga 12,92 miligram per batang. (B03)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0301/30/iptek/106165.htm

Tidak ada komentar: